Makalah Perkembangan Supervisi Pendidikan Sejak Awal Sampai Sekarang

Berikut ini saya mempunyai Makalah Perkembangan Supervisi Pendidikan  Sejak Awal Sampai Sekarang. Semoga makalah berikut ini dapat bermanfaat untuk anda semua.

A. PENDAHULUAN
Sebagaimana yang kita ketahui maju mundurnya suatu lembaga atao organisasi ditentukan oleh suatu pengawasan atau yang kita kenal dengan supervisi. Supervisi memiliki kedudukan sentral dalam upaya pembinaan dan pengembangan kegiatan kerja sama dalam suatu organisasi, dewasa ini telah dipelajari secara Ilmiah. Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk organisasi tentunya tidak dapat melepaskan diri dari kegiatan supervise. Di lingkungan lembaga pendidikan tersebut terlibat sejumlah manusia yang harue bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Usaha penilaian, pembinaan, pengembangan, dan pengendalian lembaga pendidikan tersebut tentunya tidak dapat dilepaskan dari masalah metode dan alat serta masalah manusianya sendiri yang harus mampu mewujudkan kerja secara efektif. Oleh karena itu, didalam usaha penilaian,pembinaan,pengembangan,dan pengendalian lembaga pendidikan tersebut sangat diperlukan penerapan supervisi pendidikan.
Istilah supervisi dahulu banyak digunakan untuk kegiatan yang serupa dengan inspeksi, pemeriksaan, pengawasan, atau penilaian. Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan, supervise merupakan bagian dari proses administrasi. Kegiatan supervise melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan. Supervisi mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program. Supervisi berhybungan dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan factor penentu keberhasilan. Dengan mengetahui kondisi aspek-aspek tersebut secara rinci dan akurat, dapat diketahui dengan tepat pula yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas organisasi.
Secara teoritik sudah ada pihak yang diharapkan dapat melakukan kegiatan supervise yerhadap guru, yaitu kepala sekolah dan wakilnya serta pebgawas, namun belum dapat terlaksana dengan efektif. Dalam kenyataannya beberapa tahun terakhir ini,baik pengawas maupun kepala sekolah belum dapat menjalankan kegiatan supervise dengan baik, bahkan semakin berkurang keefektifitasnya. Adapun alas an utama bertumpu pada dua hal,yaitu, pertama:
  1. Beban kerja pengawas dan kepala sekolah terlalu berat,
  2. Latar belakang pendidikan mereka kurang sesuai dengan bidang studi yang di supervise. Mengingat banyaknya bidang studi yang diajarkan oleh guru-guru di sekolah, terasa dan tampak akan sulit untuk mempertemukan antara keduanya. Oleh karena itu,perlu dicari formulasi dan alternative cara yang lebih tepat bagi kondisi di lapangan baik langsung maupun tidak yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal.
Jadi kegiatan pokok supervise adalah melakukan pembinaan kepada sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya agar kualitas pembelajaran meningkat. Sebagai dampak meningkatnya kualitas pembelajaran, tentu dapat meningkatkan pula prestasi belajar siswa, dan itu berarti dapat meningkatkan kualitas lulusan sekolah.

B. Pengertian Supervisi Pendidikan
Secara terminologi umum, istilah supervise berarti mengamati, mengawasi,atau membimbing dan menstimulir kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang lain dengan maksud untuk mengadakan perbaikan.  Konsep supervise didasarkan atas keyakinan bahwa perbaikan merupakan suatu usaha yang kooperatif dari semua orang yang berpartisipasi dan supervisor sebagai pemimpin, yang juga bertindak sebagai stimulator, pembimbing,dan konsultan bagi para bawahannya dalam rangka upaya perbaikan mutu pendidikan.
Supervisi pendidikan merupakan suatu usaha mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru disekolah baik secara individu maupun kelompok. Hakekatnya segenap bantuan yang ditujukan pada perbaikan-perbaikan dan pembinaan aspek pengajaran.
Supervisi berasal dari kata “super” artinya lebih atau atas, dan “vision” artionya melihat atau meninjau. Secara etimologis supervise artinya melihat atau meninjau yang dilakukan oleh atasan terhadap pelaksanaan kegiatan bawahannya. Namun  pengertian ini membawa implikasi bahwa seolah-olah supervise disamakan dengan pengawasan atau inspeksi yang umum berlaku, terutama dalam dunia pendidikan. Supervisi pendidikan atau supervise sekolah di asumsikan sebagai kegiatan mendeteksi kesalahan dari bawahan dalam melaksanakan perintah serta poeraturan-peraturan dari atasan. Kesalahan dalam melaksanakannya dipandang sebagai suatu hal yang harus mendapat hukuman atau ganjaran yang dikenal dengan nama hukuman administrative. Tetapi nsebenarnya kegiatan supervise itu dilakukan oleh orang tertentu yang disebut dengan supervisor yang pada hakekatnya juga pemimpin pendidikan untuk menilai kemampuan guru maupun tenaga kependidikan lainnya dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, serta melakukan teguran-teguran atau perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan atau memberikan solusi terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami bawahannya.

Adapun tujuan dan manfaat dilaksanakannya supervisi pendidikan antara lain:
  1. Membangkitkan dan mendorong semangat guru dan pegawai administrasi sekolah dan lainnya untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baik nya.
  2. Agar guru serta pegawai administrasi lainnya berusaha melengkapi kekurangan-kekuranganya dalam penyelenggaraan pendidikan termasuk bermacam-macam media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran jalannya proses belajar mengajar yang baik.
  3. Bersama-sama berusaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode baru dalam kemajuan proses belajar mengajar yang baik.
  4. Membina kerjasama yang harmonis antara guru,murid dan pegawai sekolah,misalnya dengan mengadakan seminar,workshop,ataupun training lainnya.
Konsep supervise modern menimbulkan berbagai pandangan baru mengenai hakikat pendidikan secara umum, dan pembelajaran secara khusus. Supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai segala usaha yang dilakukan oleh pimpinan sekolah yang diangkat dan diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam upaya perbaikan pembelajaran; melibatkan stimulasi pertumbuhan professional dan perkembangan dari para guru, proses seleksi,dan revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahkan pembelajaran,metode, dan evaluasi pembelajaran.
Supervisi atau pengawasan mempunyai pengertian yang luas. Supervisi adalah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
Menurut Good Carter dalam bukunya Dictionary of Education bahwa supervise adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas pendidikan lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk mengembangkan pertumbuhan kemampuan guru-guru menyelesaikan dan merevisi tujuan pendidikan,bahan-bahan pengajaran dan metode mengajar dan penilaian pengajaran. Dengan adanya supervise membuka peluang bagi kita sebagai tenaga pendidik,untuk mengadakan perbaikan-perbaikan atau pembenahan tentang apa yang telah kita kerjakan.
Menurut pendapat Sergiovanni dalam Made Pidarta, Supervisi adalah “suatu proses yangb digunakan oleh personalia sekolah yang bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tujuan sekolah dan yang bergantung secara langsung kepada para personalia yang lain untuk menolong mereka menyelesaikan tujuan sekolah itu”
Oleh sebab itu dikatakn supervise-supervisi merupakan suatu perilaku bekerja melalui orang-orang untuk mengejar tujuan-tujuan sekolah. Ini berarti supervise merupakan aspek organisasi manusiawi di sekolah tersebut, yang dibedakan dengan administrasi sebagai aspek organisasi yang non manusiawi.
Nilai supervise ini terletak pada perkembangan dan perbaikan situasi belajar mengajar yang direfleksikan pada perkembangan para siswa. Perbaikan situasi belajar mengajar berhubungan erat dengan pengelolaan kelas ialah suatu usaha untuk:
  1. Menciptakan,memperbaiki, dan memelihara organisasi kelas agar para siswa dapat mengembangkan minat,bakat,dan kemampuannya secara maksimal,
  2. Menyeleksi fasilitas belajar yang tepat dengan problem dan situasi kelas,
  3. Mengoordinasi kemauan siswa mencapai tujuan pendidikan,dan
  4. Meningkatkan moral dan karakter siswa.
Secara khusus, supervisi pembelajaran berarti usaha-usaha menstimulir, mengoordinir,dan membimbing pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secarab individual maupun kelompok, dengan adanya tenggang rasa dan tindakan-tindakan pedagogis yang efektif,sehingga mereka lebih mampu menstimulir dan membimbing pertumbuhan masing-masing siswa sehingga lebih mampu berpartisipasi di dalam masyarakat yang demokratis. Dengan demikian pengertian  itulah maka supervisi  dikatakan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pengawas dan kepala nsekolah sebagai pejabat yang berkedudukan di atas lebih tinggi dari guru untuk melihat atau mengawasi pekerjaan guru. Apabila dicermati,kegiatan supervise sesuai dengan konsep pengertiannya,dapat dibedakan menjadi dua:
  1. Supervisi akademik yaitu,supervise yang menitikberatkan pengamatan  pada masa akademik yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar.
  2. Supervisi administrasi yang menitikberatkan pada pengamatan dan aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran.

C. Fungsi Supervisi
Fungsi supervise menyangkut dalam bidang kepemimpinan, hubungan kemanusiaan,pembinaan proses kelompok,administrasi personil,dan bidang evaluasi.
Berdasarkan pengertian supervise diatas, maka dapat dipertegas bahwa dengan supervisi yang dilakukan secara intensif kepada guru,secara tidak langsung siswa akan kena dampaknya yaitu ikut terangkat prestasinya belajarnya. Supervise bertujuan untuk membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan ap0a peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut. Selain itu supervise juga memantau guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya. Hal ini penting karena guru memang harus mampu memahami dan memenuhi kebutuhan siswanya.
Berdasarkan uraian di atas, maka setidaknya ada tiga fungsi supervise pendidikan yaitu:
  1. Sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
  2. Sebagai pemicu atau penggerak terjadinya perubahan pada unsure-unsur yang terkait dengan pendidikan.
  3. Sebagai kegiatan memimpin dan membimbing.
Dengan demikian, supervise pendidikan merupakan suatu ke niscayaan untuk diterapkan bagi sebuah lembaga pendidikan (sekolah) sebagai wujud pencerahan dan perbaikan secara terus menerus di dalam mendukung suksesnya program lembaga pendidikan (sekolah) tersebut.

D. Peranan Supervisi Pendidikan
Supervisi berfungsi membantu (asosting) memberi support (supporting) dan mengajak mengikutsertakan (sharing ). Ddi lihat dari fungsinya,tampak dengan jelas peranan supervise itu. Peranan itu tampak dalam kinerja supervisor yang melaksanakn pendapat para ahli. Seorang supervisor dapat berperan sebagai (a) Koordinator; (b) Konsultan; (c) Pemimpin kelompok; dan (d) Evaluator.
  1. Sebagai coordinator ia dapat mengkoordinir program belajar mengajar,tugas-tugas anggota staf berbagai kegiatan yang berbeda-beda diantara guru-guru. Contoh konkrit mengkoordinasikan tugas mengajar atau mata pelajaran yang dibina oleh berbagai guru.
  2. Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan,bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual maupun secara kelompok.
  3. sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok, pada saatmengembangklan kurikulum,materi pelajaran dan kebutuhan profesiona guru-guru secara bersama. Sebagai pemimpin kelompok ia dapat mengembangkan keterampilan dan kiat-kiat dalam bekerja untuk kelompok (working for the group), bekerja dengan kelompok dan bekerja melalui kelompok(working through the group).
  4. Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses belajar,dapat menilai kurikulum yang sedang dikembangkan,ia juga belajar menatap dirinya sendiri. Ia dibantu dalam merefleksikan dirinya sendiri,yaitu konsep dirinya (self concept),idea/cita-cita dirinya (self idea),realitas dirinya(self reality).Misalnya di akhir semester ia dapat mengadakan evaluasi diri sendiri dengan memperoleh umpan balik dari setiap peserta didik yang dapat dipakai sebagai bahan untuk memperbaiki dan meningkatkan dirinya.

E. Supervisi Sistem Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu sistem, secara sederhana dapat dikatakan bahwa sistem pendidikan adalah  suatu keseluruhan yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam mengubah masukan menjadi hasil yang diharapkan. Sedangkan pendekatan sistem adalah cara-cara berpikir dan bekerja yang menggunakan konsep-konsep teori sistem yang relevan dalam memecahkan masalah. Sistem pendidikan nasional adalah suatu keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berkaitan dengan sistem pendidikan nasional tersebut menurut UUSPN No.20 Tahun 2003 satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non formal,dan informal. Keseluruhan adalah hal yang utama, sedangkan bagian-bagian seperti jenjang dan jenis pendidikan membentuk sebuah keseluruhaqn yang tak dapat dipisahkan.
Islam meletakkan tanggungjawab utama pendidikan ditangan para orang tua, proses pendidikan berlangsung sepanjang hayat, arah pendidikan anak harus diorientasikan kemasa depan yang berlainan dari zaman yang dialami oleh orang tuanya. Hal ini paralel dengan apa yang ditegakkan oleh Rasulullah s.a.w. dan para sahabat Nabi yang mengungkapkan  “didiklah anak kalian sesuai dengan perkembangan zaman, sebab mereka dilahirkan untuk suatu zaman yang berbeda dari zaman yang kalian alami”. Pendidikan adalah karya bersama yang berlangsung dalam suatu pola kehidupan insani tertentu. Pendidikan dilaksanakan bisa saja dirumah tangga, di masyarakat dan atau disekolah sabagai satuan pendidikan, ketiga satuaqn pendidikan tersebut bukanlah berdiri sendiri, tetapi saling melengkapi. Dengan demikian pendidikan nasional Indonesia merupakan sistem sosial dan salah satu sektor dalam keseluruhan kehidupan bangsa yang sedang membangun. Sistem sosial merupakan sebuah kesatuan peristiwa atau kejadian yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan.

F. Supervisi Pembelajaran
Dalam bidang pendidikan, supervisi mengandung konsep umum yang sama namun disesuaikan dengan aktivitas-aktivitas pembelajaran. Supervisi pembelajaran merupakan bagian dari supervisi pendidikan. Tujuan dari supervisi pembelajaran adalah meningkatkan mutu pembelajaran melalui perbaikan mutu dan pembinaan terhadap profesionalisme guru. 
Supervisi pembelajaran diartikan sebagai serangkaian kegiatan membantu guru untuk mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. . Senada dengan ini, menurut Alton,Farish,dan Neville, ada tiga konsep pokok dalam pengertian supervisi pembelajaran, yaitu :
  1. Supervisi pembelajaran harus secara langsung mempengaruhi dan menembangkan perilaku guru dalam proses pembelajaran.
  2. Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya harus didesain secara ofesial, jelas kapan mulai dan kapan mengakhiri program pengembangan tersebut.
  3. Tujuan akhir supervisi pembelajaran adalah agar guru semakin mampu memfasilitasi proses pembelajaran bagi para siswa.
Fungsi utama supervisi adalah perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran serta pembinaan pembelajaran sehingga terus dilakukan perbaikan pembelajaran. Supervisi bertujuan mengembangkan atmosfi kegiatan pembelajaran yang lebih baik ditujukan pada pencapaian tujuan npendidikan sekolah, membimbing pengalaman mengajar guru, menggunakan alat pembelajaran yang modern, dan membantun dalam menilai kemajuan peserta didik. 
Upaya peningkatan mutu pembelajaran dan profesional guru dapat melalui supervisi pembelajaran. Pelaksanaan supervisi pengajaran perlu dilakukan secara sistematis oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah atau orang yang lebih berkompeten dalam bidang supervisi bertujuan memberikan pencerahan,pembinaan,pemberdayaan, inovasi kepada guru-guru agar dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.

G. Supervisi Masa Lampau dan Masa sekarang
Menelusuri sejarah supervise pendidikan atau pembelajaran,walaupun serba singkat sebenarnya tidak mudah. Hal demikian dirasakn terutama karena catatan-catatan mengenai supervise pendidikan tidak selalu ada dan dilakukan,meskipun sesungguhnya supervivsi pendidikan itu sebenarnya telah ada sejak adanya pendidikan. Padahal,pendidikan itu sebenarnya  telah ada sejak adanya manusi. Kiranya tidak terlalu salah, jika hendak dikatakan bahwa supervise pendidikan atau pembelajaran itu sebenarnya telah ada sejak adanya manusia, biar pun dalam tataran dan tingkatan yanmg sederhana saja.
Dalam system pendidikan tradisional, dimana seorang murid masih berguru secara perorangan kepada seorang guru,hamper dipastikan bahwa satu-satunya sumber ilmu pengetahuan yang ditimba oleh sang murid adalah sang guru, seolah-olah,sang guru telah maha tahu tentang apa saja yang diberikan kepada muridnya. Sementara itu,sang murid menerima saja secara keseluruhan terhadap apa yang diberikan oleh gurunya.
Meskipun demikan, tidak jarang pada suatu kesempatan sang guru tersebut terus mengembangkan ilmunya,baik secara mandiri maupun dengan cara mencari guru lain yang lebih tinggi ilmu pengetahuannya. Pengembangan ilmu pengetahuan yang telah ia miliki secara mandiri, sebenarnya menyiratkan adanya supervise, biarpun hal tersebut dilakukan oleh dirinya sendiri. Demikian juga ketika ia mencari guru lagi guna mempertajam dan memperluas ilmu pengetahuannya, sudah menyiratkan butuhnya supervisi yang bersangkutan dari orang yang lebih tinggi tangkat pengetahuannya.
Tidak jarang,dalam rangka pengembanagn ilmu pengetahuan yang dimiliki tersebut, sang guru mencari teman latih tanding dengan maksud saling menimba ilmu pengetahuan di antara mereka. Di sini terjadi saling asah,saling asuh,dan saling belajar. Meskipun hal demikian belum ada namanya,tetapi pada era sekarang hal demikian dikenal dengan proses supervise secara kolegial atau kesejawatan.
Supervisi pendidikan, yang dilakukan secara aktif oleh guru itu sendiri dengan cara mencari supervisor, berlaku dalam system pendidikan tradisional sebagaimana pada perguruan silat,pada perguruan ilmu-ilmu kesaktian,ilmu-ilmu kebatinan,bahkan juga banyak berlaku dalam system-sistem pendidikan tradisional pesantern. Dalam system pendidikan tradisional demikian, merkamenjadi guru senantisa mensupervisi diri mereka sendiri dengan mengembangkan ilmu pengetahuan lewat membaca dan berlatih (exersize,riyadah,dan lelaku), latih tanding secara kejawatan atau kologial atau mencari guru baru yang lebih luas dan dalam ilmunya bahkan tidak jarang juga mencari gurunya dahulu dengan maksud meneruskan dan memperdalam kembali ilmunya-ilmunya yang telah pernah di berikan.
Supervisi pembelajaran dalam system pendidikan tradisional ,nyatanya juga “ampuh” guna meningkatkan profesionalitas guru tersebut. Guru-guru yang senantiasa mensupervisi dirinya dan di supervise oleh gurunya secara terus menerus, terbukti mempunyai ilmu pengetahuan yang relative lebih luas dan dalam,mempunyai kesaktian yang lebih hebat dibandingkan mereka yang tidak terbina. Hal demikian telah mengisyaratkan kepada kita,betapa pentingnya supervise pndidikan atau pembelajaran,sesederhana apapun supervisinya.
Di zaman pertengahan, supervise pendidikan dilakukan oleh Negara dan agama. Negara turut mensupervisi terhadap para guru, dengan maksud agar pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai dengan apa yang menjadi kehendak Negara. Oleh karena itu,siapa yang menjadi supervisor,bukanlah oleh guru yang dipandang lebih mampu, melainkan mereka yang ditunjuk oleh Negara sebagai supervisor.
Pada abad ke -17, di Eropa dan Amerika, terjadi tarik menarik mengenai otoritas sekolah antara kepala sekolah dengan supervisor yang berasal dari luar system sekolah. Dari tarik menarik mengenai otoritas tersebut, akhirnya sekolah juga menyetujui bahwa supervisor yang berasal dari sekolah tersebut tetap boleh masuk, tetapi dengan catatan otoritas sekolah masih tetap diakui. Dengan demikian kedudukan supervisor yang berasal dari luar sekolah tersebut,tetap berada dalam struktur sekolah di mana kepala sekolah sebagai pengendali utamanya.
Pada abad ke-18, supervise pendidikan menempatkan perkembangannya yang lebih baik lagi karena unsure propesionalitas sudah mulai masuk. Bertindak sebagai supervisor adalah suatu badan yng pengangkatannya didasarkan atas keahliannya dalam hal metodologi pembelajaran. Meskipun demikian, praktek supervise yang dilakukan oleh supervisor bukanlah memberikan bantuan kepada guru-gurusaja, melainkan lebih mengarah kepada inspeksi. Oleh karena itu,sejak saat ini istilah inspeksi dalam system persekolahan lebih luas dikenal.
Ternyata, system supervise demikian ini juga mengimbas ke sekolah-sekolah di Indonesia . Apa yang dilakukan noleh supervisos lebih banyak memberikan penilikan kepada guru-guru yang menjadi tanggung jwabnya. Mereka bertugas sebagai supervisor dikenak sebagai penilik sekolah. Sampai sekarang ,penilik sekolah ini masih ada dan praktik-praktik penilikan juga masih subur dilakukan di sekolah-sekolah meskipun telah berusaha didobrak dengan menggunakan system supervise yang lebih professional. Supervisi dengan cara memberikan kepenilikan atau inspeksi ini bahkan juga tercantum dalam kurikilum tahun 1968 pendidikan di Indonesia. Penerjemahan supervise dengan melihat dari atas (super=atas,visi=melihat).sebenarnya merupakan wujud supervise dengan cara mengispeksi.
Oleh karena itu supervise yang dilakukan adalah dengan cara menginspeksi, maka control atas pembelajaran lebih banyak dilakukan dibandingkan dengan mengambil langkah-langkah supervise. Sayangnya ,tidak jarang mereka yang memberikan kepenilikan dan kepengawasan,tidak selalu paham dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Oleh karena itu, tidak jarang sebagai kompensasi atas ketidakmengertian terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung, kemudian banyak supervisor manakut-nakuti kepada guru.
Pada abad ke 19,supervisi pembelajaran sudah lebih professional lagu. Supervisi yang dilakukan oleh supervisor tidak lagi sekedar mengontrol dan memberikan kepenilikan di bidang pembelajaran, melainkan mengimbas juga ke bidang-bidang administrasf. Maka jenis supervisi  yang dilakukan tidak saja teraksentuasi pada pekerjaan-pekerjaan guru yang berkaitan dengan aspek akademik, melainkan berkaitan juga dengan aspek0aspek administrasf.
Jika kita melihat kurikulum 1975, pendidikan di Indonesia,supervise pembelajarn yang dikonseptualisasikan dalam kurikulum tersebut terkena imbas perkembangan supervise pembelajaran pada abad ke 19. Sungguh pun telah mengalami peningkatan setapak lebih Dikatakan mengalami peningkatan, karena supervise pembelajaran pada abad ke 19 lebih menonjolkan aspek kontrolnya ketimbang aspek supervisinya, sementara pada kurikulum 1975 telah  menonjolkan aspek supervisinya. Imbas supervise pembelajaran pada abad ke 18 atas supervise pembelajaran dalam kurikulum 1975, terutama terletak pada aspek substansifnya, aitu sama0sama tertuju ke aspek akademik dan administrative.
Pada kurikulum 1984 dan seterusnya, supervise pembelajaran lebih banah diaksentuasikan kepada  aspek-aspek akademik dan tidak banak lagi ke aspek administrative. Supervisi pembelajaran yang dahulunya lebih banyak menjadi tanggung jawab pengawas sekolah, kini lebih banak beralih menjadi tanggung jawab kepala sekolahatau pimpinan sekolah,karena kepala sekolah hamper setiap hari bertemu dengan guru-guru. Meskipun demikian, pengawas sekolah juga tetap memberikan supervise kepada guru-guru, baik secara langsung kepada guru maupun secara tidak langsung melalui kepala sekolah.
Saat diterapkannya kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pelaksanaan supervise juga ditekankan. Bahkan setelah KTSP diberlakukan, lahirlah Permendiknas RI Nimor 12 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah yang mengatur pelaksanaan supervise yang harus dilakukan oleh pengawas. Demikian juga lahirna Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar kepala sekolah/Madrasah, juga menegaskan kembali bahwa supervise akademik memang harus dilakukan oleh kepala sekolah.

H. KESIMPULAN
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi  (IPTEK) mengjaruskan orang untuk belajar terus. Lebih-lebih guru yang mempunai tugas mendidik dan mengajar. Sedikit saja lengah dalam belajar akan ketinggalan dengan perkembangan, termasuk siswa yang diajar. Oleh karena itu, kemampuan mengajar guru harus senantiasa ditingkatkan, antara lain melalui supervise pembelajaran
Apa ang bdimaksud dengan supervise pembelajaran? Supervisi pembelajaran adalah bantuan dalam wujud layanan professional yang diberikan oleh orang yang lebih ahli dalam rangka peningkatan kemampuan professional,terutama dalam belajar mengajar.
Adapun tujuan supervise pendidikan adalah terbaikinya proses belajar mengajar, yang di dalam nya melibatkan guru dan siswa, melalui serangkaian tindakan, bimbingan dan arahan. Terbaikinya proses belajar mengajar yang pencapaiannya antara lain melalui peningkatan kemampuan professional, guru tersebut diharapkan memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu pendidikan.
Prinsip-prinsip yang harus dipedomani dalm supervise pembelajaran tersebut adalah ilmiah, demokratis,kooperatif,konstruktif,kreatif,tidak memslsa,dan tidfak menakut-nakuti.
Tanggung jawab supervise pembelajaran terutama di tangan kepala sekolah. Meskipun dalam pelaksanaannya tersebut kepala sekolah dapat mendaagunakan personalia sekolah yang blain,pengawas sekolah,guru yng lebih senior, atau ahli,ketua yayasan,pengawas dan pejabat structural yang berbeda di atas kepala sekolah.
Supervisi pendidikan memiliki sejarah yang panjang. Mula-mula supervise pendidikan mengacu pada pekerjaan pengawas, meskipun pada akhirnya bermuara pada bantuan professional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar