Makalah Sekolah Islam Unggulan

Berikut ini adalah Makalah Sekolah Islam Unggulan. Semoga makalah berikut ini dapat bermanfaat untuk kalian semua.

A. PENDAHULUAN
Sekolah Islam Unggulan dapat diartikan sebagai sekolah bermutu yang didambakan oleh masyarakat luas, kategori unggulan tersirat harapan-harapan terhadap apa yang dapat diharapkan dimiliki oleh siswa setelah keluar dari sekolah unggulan tersebut. Harapan itu tak lain adalah sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh orang tua siswa, pemerintah, masyarakat, bahkan oleh siswa itu sendiri dimasa depan yaitu sejauh mana keluaran (output) sekolah itu memiliki kemampuan intelektualitas, moralitas,dan keterampilan yang dapat berguna bagi masyarakat.
Untuk menyikapi semua itu, kita harus mengubah system pembelajaran yang selama ini berlaku disemua tingkat pendidikan yaitu adanya keterkungkungan siswa dan guru dalam melaksanakan PBM, pada sisi unggulan semua system itu seharusnya tidak diterapkan agar apa yang menjadi harapan siswa, orang tua siswa, pemerintah, masyarakat bahkan guru selaku pengajar dan pendidik dapat tercapai dengan baik.
Dalam hal mengembangkan sekolah kearah sekolah unggulan (sekolah bermutu) disamping perubahan-perubahan tersebut masih banyak hal yang perlu diperhatiak diantaranya : Sarana dan prasarana, Menejmen persekolahan, Visi dan Misi sekolah, Profesionalisme Guru, dan lain-lain. Untuk profesionalisme bukan berarti menguasai sebahagian besar pengetahuan tetapi lebih penting adalah bagaimana membuat siswa dapat belajar,guru dan siswa terjalin komunikasi agar dalam proses pembelajaran ada keterbukaan antara guru dengan anak didik. 

B. Konsep Sekolah Unggulan 
Sekolah unggulan yang sebenarnya dibangun secara bersama-sama oleh seluruh komponen sekolah, bukan hanya oleh pemegang otoritas pendidikan. Dalam konsep sekolah unggulan yang saat ini diterapkan, untuk menciptakan prestasi siswa yang tinggi maka harus dirancang kurikulum yang baik yang akan diajarkan oleh guru-guru yang berkualitas tinggi. Padahal sekolah unggulan yang sebenarnya, keunggulan akan dapat dicapai apabila seluruh sumber daya sekolah dimanfaatkan secara optimal. Berarti tenaga administrasi, pengembang kurikulum di sekolah, Kepala sekolah, dan penjaga sekolah pun harus dilibatkan secara aktif. Karena semua sumber daya tersebut akan menciptakan iklim sekolah yang mampu membentuk keunggulan sekolah.
Keunggulan sekolah terletak pada bagaimana cara sekolah merancang-bangun sekolah sebagai organisasi. Maksudnya adalah bagaimana struktur organisasi pada sekolah itu disusun, bagaimana warga sekolah berpartisipasi, bagaimana setiap orang memiliki peran dan tanggung jawab yang sesuai dan dan bagiaman terjadinya pelimpahan dan pendelegasian wewenang yang disertai tanggung jawab. Semua itu bermuara kepada kunci utama sekolah unggul adalah keunggulan dalam pelayanan kepada siswa dengan memberikan kesempatan untuk mengembangkan potensialnya. Menurut Profesor Suyanto, Program kelas (baca : sekolah) unggulan di Indonesia secara pedagogis menyesatkan, bahkan ada yang telah memasuki wilayah malpraktek dan akan merugikan pendidikan kita dalam jangka panjang. Kelas-kelas unggulan diciptakan dengan cara mengelompokkan siswa menurut kemampuan akademisnya tanpa didasari filosofi yang benar. Pengelompokan siswa ke dalam kelas-kelas menurut kemampuan akademisnya tidak sesuai dengan hakikat kehidupan di masyarakat. Kehidupan di masyarakat tak ada yang memiliki karakteristik homogeny.
Pelaksanaan sekolah unggulan di Indonesia memiliki banyak kelemahan.
Pertama, sekolah unggulan disini membutuhkan legitimasi dari pemerintah bukan atas inisiatif masyarakat atau pengakuan masyarakat. Sehingga penetapan sekolah unggulan cenderung bermuatan politis dari pada muatan edukatifnya. Apabila sekolah unggulan didasari atas pengakuan masyarakat maka pemerintah tidak perlu mengucurkan dana lebih kepada sekolah unggulan, karena masyarakat akan menanggung semua biaya atas keunggulan sekolah itu.
Kedua, sekolah unggulan hanya melayani golongan kaya saja, sementara golongan miskin tidak mungkin mampu mengikuti sekolah unggulan walaupun secara akademis memenuhi syarat untuk mengikuti kelas unggulan, selain harus memiliki kemampuan akademis tinggi juga harus menyiadakan uang jutaan rupiah. Artinya penyelenggaraan sekolah unggulan bertentangan dengan prinsip equity yaitu terbukanya akses dan kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk menikmati pendidikan yang terbaik. Keadilan dalam penyeklenggaraan pendidikan ini amat penting agar kelak melahirkan manusia-manusia unggul yang memiliki hati nurani yang berkeadilan.
Ketiga,profil sekolah unggulan kita hanya dilihat dari karakteristik prestasi yang tinggi berupa NEM, input siswa yang memiliki NEM tinggi, ketenagaan berkualitas, sarana prasarana yang lengkap, dana sekolah yang besar, kegiatan belajar mengajar dan pengelolaan sekolah yang kesemuanya sudah unggul. Wajar saja bila bahan masukannya bagus, diproses di tempat yang baik dan dengan cara yang baik pula maka keluarannya otomatis bagus. Yang seharusnya disebut unggul adalah apabila masukan biasa-biasa saja atau kurang baik tetapi diproses ditempat yang baik dengan cara yang baik pula sehingga keluarannya bagus.

C. Beberapa Ciri Sekolah Unggulan
Pertama, program sekolah unggulan tidak perlu memisahkan antara anak yang memiliki bakat keunggulan dengan amak yang tidak memiliki bakat keunggulan. Kelas harus dibuat heterogen sehingga anak yang memiliki bakat keunggulan bias bergaul dan bersosialisasi dengan semua orang dari tingkatan dan latar belakang yang beraneka ragam. Pelaksanaan pembelajaran harus menyatu dengan kelas biasa, hanya saja siswa yang memiliki bakat keunggulan tertentu disalurkan dan dikembangkan bersama-sama dengan anak yang memiliki bakat keunggulan serupa. Misalnya anak yang memiliki bakat keunggulan seni tetap masuk dalam kelas regular. Namun diberi pengayaan pelajaran seni.
Kedua, dasar pemilihan keunggulan tidak hanya didasarkan pada kemampuan intelegensi dalam lingkup sempit yang berupa kemampuan logika metematika seperti yang diwujudkan dalam tes IQ. Keunggulan seseorang dapat dijaring melalui berbagai keberbakatan.
Ketiga, sekolah unggulan jangan hanya menjaring anak yang kaya saja tetapi menjaring semua anak yang memiliki bakat keunggulan dari semua kalangan. Berbagai sekolah unggulan yang dikembangkan di Amerika justeru untuk membela kalangan miskin. Misalnya Effectif School yang dikembangkan awal 1980- an oleh Ronald Edmonds di Harvard University adalah untuk membela anak dari kalangan miskin karena prestasinya tak kalah dengan anak kaya. Demikian pula dengan School Development Program yang dikembangkan oleh James Comer ditujukan untuk meningkatkan pendidikan bagi siswa yang berasal dari keluarga miskin. Accellerated School yang diciptakan oleh Henry Lenin dari Standford University juga memfokuskan untuk memacu prestasi yang tinggi pada siswa kurang mampu atau siswa beresiko. Essential School yang diciptakan oleh Theodore Sizer dari Brown University. Ditujukan untuk memenuhi kebutuhan siswa kurang mampu.
Keempat, sekolah unggulan harus memiliki model manajemen sekolah yang unggul yaitu yang melibatkan partisipasi semua stakeholder sekolah, memiliki kepemimpinan yang kaut. Memiliki budaya sekolah yang kuat. Mengutamakan pelayanan pada siswa, menghargai prestasi setiap siswa berdasarkan kondisinya masing-masing, terpenuhnya harapan siswa dan berbagai pihak terkait dengan memuaskan.
Itu semua akan tercapai apabila pengelolaan sekolah telah mandiri di atas pundak sekolah sendiri bukan ditentukan oleh birokrasi yang lebih tinggi. Saat ini amat tepat untuk mengembangkan sekolah unggulan karena terdapat dua suprastruktur yang mendukung. Pertama, UU No.22 tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah dimana pendidikan ternasuk salah satu bidang yang didesentralisasikan. Dengan adanya kedekatan birokrasi antara sekolah dengan Kabupaten/Kota diharapkan perhatian pemerintah daerah terhadap pengembangan sekolah unggulan semakin serius.

D. Sumber Daya Manusia( SDM)
Telah kita ketahui bersama, kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) kita dibandingkan dengan Negara-negara lain di Asia selalu terdepan- dalam ketertinggalan- . Segala daya dan upaya dilaksanakan oleh masyarakat –entah kalau pemerintah- dalam meningkatkan SDM kita terutama pada sector pendidikan.
Peningkatan mutu SDM dituangkan dalam bentuk pendirian sekolah-sekolah unggulan di beberapa wilayah. Beberapa contoh sekolah unggulan yang sudah ada seperti di Magelang dan taruntung, Sumatera Utara mampu menghasilkan lulusan dengan prestasi akademik yang tinggi.
Namun kenyataannya, sebenarnya sekolah-sekolah tersebut hanya menerima input siswa yang sudah berprestasi (baca: memiliki Nem yang Tinggi). Jadi sesungguhnys hanyalah sekolah dengan kumpulan anak-anak cerdas sehingga dengan memilih input yang baik otomatis hasil outputnya pun akan baik.
Sehingga beberapa pakar pendidikan mempertanyakan definisi dari sekolah Unggulan sehingga memunculkan konsep pengertian sekolah unggulan.
Ada beberapa factor SDM yang harus dicapai bila sekolah tersebut bias dikategorikan sekolah unggul:
Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Profesional
Kepala Sekolah seharusnya memiliki kemampuan dan pemahaman yang menonjol. Dari beberapa penelitian, tidak didapati sekolah yang maju nemun dengan kepala sekolah yang bermutu rendah.
Penelitian Standfield,dkk (1987) selama 20 bulan di sekolah Dasar Garvin Missouri dan Gibbon (1986 ) di sekolah-sekolah negeri di Ohio selama tahun ajaran 1982/1983, keduanya menemukan bahwa peran kepala sekolah yang efektif dan professional mempu mengangkat nama sekolah mereka sehingga mempu memperbaiki prestasi akademik mereka.
Di antara kemampuan kepala sekolah yang harus dimiliki adalah:
1. Kepala sekolah sabagai Administrator
2. Kepala sekolah sebagai supervisor
3. Kepala sekolah sebagai Menejerial
4. Kepala sekolah sebagai Inovator
5. Kepala sekolah sabagai inspirator
6. Kepala sekolah sebagai  pengayom.
Guru-guru yang tangguh dan professional
Guru merupakan ujung tombak kegiatan sekolah karena berhadapan langsung dengan siswa. Guru yang professional mampu mewujudkan harapan-harapan orang tua dan kepala sekolah dalam kegiatan sehari-hari di dalam kelas.
Kurikulum yang jelas
Permasalahan di Indonesia adalah kurikulum yang sentralistik dimana Diknas membuat kurikulum dan sekolah. Pusat hanya membuat kisi-kisi materi yang akan diujikan secara nasional. Sedang pada pelaksanaan pembelajaran diserahkan kepada daerah dan tiap sekolah menyusun kurikulum dan dan target pencapaian pembelajaran sendiri. Diharapkan akan muncul sekolah unggulan dari tiap daerah karena memiliki corak dan pencapaian sesuai dengan potensinya. 
Evaluasu Belajar yang baik berdasarkan acuan/ patokan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran dari kurikulum sudah tercapai. Bila kurikulum sudah tertata rapi dan jelas, akan dapat teridentivikasi dan dapat terukur target pencapaian pembelajaran sehingga evaluasi belajar yang diadakan mampu mempetakan kemampuan siswa.
Partisipasi Orang tua Murid yang aktif dalam Kegiatan Sekolah
Di sekolah unggulan dimanapun, selalu melibatkan orang tua dalam kegiatannya. Kontribusi yang paling minimal sekali adalah memberikan pengawasan secara sukarela kepada siswa pada saat istirahat. Pada proses yang intensif, orang tua dilibatkan dalam proses penyusunan kurikulum sekolah sehingga orang tua memiliki tanggung jawab yang sama di rumah dalam mendidik anak sesuai pada tujuan yang telah dirumuskan. Sehingga terjalin sinkronisasi antara pola pendidikan di sekolah dengan pola pendidikan di rumah.
Pada akhirnya sekolah unggulan adalah program bersama seluruh masyarakat, yang tidak hanya dibebankan kepada pemerintah, sekolah dan orang tua secara perorangan. Namunmenjadi tanggung jawab bersama dalam peningkatan SDM Indonesia.

E. Tipe Sekolah Unggulan
Tipe 1
Tipe ini seperti yang diuraikan di atas, dimana sekolah menerima dan menyeleksi secara ketat siswa yang akan masuk dengan criteria memiliki prestasi akademik yang tinggi. Meskipun proses belajar-mengajar sekolah tersebut tidak luar biasa bahkan cenderung ortodok, namun dipastikan karena memilih input yang unggul, output yang dihasilkan juga unggul.
Tipe 2
Sekolah dengan menawarkan fasilitas yang serba mewah,yang ditebus dengan SPP yang sangat tinggi. Otomatis prestasi akademik yang tinggi bukan menjadi acuan input untuk diterima di sekolah ini, namun sekolah ini biasanya mengandalkan beberapa “jurus” pola belajar dengan membawa pendekatan teori tertentu sebagai daya tariknya. Sehingga output yang dihasilkan dapat sesuai dengan apa yang dijanjikannya.
Tipe 3
Sekolah unggulan ini menekan pada iklim belajar yang positif di lingkungan sekolah. Menerima dan mampu memproses siswa yang masuk sekolah tersebut (input) dengan rendah menjadi lulusan (output ) yang bermutu tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar